Marilah
kita bertaqwa kepada Allah dengan menjaga iman dan meningkatkannya. Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Juga bisa
kuat dan bisa lemah, ketika iman kita lemah, maka kita dalam bahaya, karena penyakit ini adalah sumber segala musibah,
dan penyebab segala bencana.

Tanda-tanda penyakit lemah iman antara
lain:
1.
Tergelincir
dalam perbuatan maksiat dan hal-hal yang diharamkan
Sering melakukan maksiat akan
menyebabkan perbuatan tersebut menjadi kebiasaan. Sehingga kejelekan maksiat
itu lambat laun akan hilang dari hati seseorang, sehingga maksiat dianggap
biasa-biasa saja, bahkan akhirnya ia akan melakukannya dengan terang-terangan.
Inilah yang disinyalir oleh baginda Rasul dalam sabdanya:
“Setiap
umatku akan dimaafkan kecuali orang (yang melakukan maksiat) secara
terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan (maksiat) pada malam
hari, dimana Allah telah merahasiakan perbuatannya itu kemudian di pagi hari ia
berkata, ”Wahai fulan, tadi malam aku melakukan perbuatan ini dan itu.” Padahal
Allah telah merahasiakannya, kemudian di pagi hari ia menceritakan apa yang
telah dirahasiakan Allah itu.” (HR. Bukhari)
2. Malas dan melalaikan ketaatan
Kalau
ia melaksanakannya, maka ia melaksanakan dengan malas dan terpaksa. Allah
menceritakan orang-orang munafik:
“… dan apabila mereka berdiri untuk shalat,
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS.
An-Nisa’: 142)
Termasuk
bentuk kelalaian pula jika seseorang tidak merasa rugi atau tidak mempedulikan
berlalunya kesempatan untuk melakukan kebaikan. Mungkin ia menunda-nunda
pelaksanaan haji, padahal ia mampu. Atau tidak ikut shalat jamaah atau ia
selalu terlambat mengikuti shalat jamaah dan shalat Jum’at, dsb.
Rasulullah
bersabda:
“Tidaklah suatu kaum yang senantiasa
terlambat (meninggalkan) shaf pertama kecuali Allah akan meninggalkannya di
dalam neraka.” (HR. Abu Dawud (679))
3. Hatinya tidak tergugah oleh ayat-ayat
al-Qur’an
Di
antara tanda lemah iman ialah hatinya tidak terpengaruh oleh aya-ayat yang
berbicara tentang janji dan 1 Riya ialah: melakukan sesuatu amal
tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di
masyarakat. 2 Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sesekali saja,
yaitu bila mereka berada di hadapan orang. ancaman, perintah dan larangan, atau
bahkan ayat-ayat tentang kiamat atau siksa neraka. Orang lemah iman bosan
mendengarkan al-Qur’an. Sementara orang mukmin akan bertambah imannya kalau
dibacakan al-Qur’an di sisinya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang beriman
ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemeterlah hati mereka, bertambahlah iman mereka (karenanya),
dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)
4. Lalai dalam mengingat Allah
Salah
satu tanda lemah iman adalah lalai dan lupa dalam berdzikir (mengingat Allah)
dan berdoa kepada-Nya. Allah menceritakan tentang orang-orang munafik:
“… dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa’: 142)
5. Tidak marah ketika hukum-hukum Allah
dilanggar
Begitu
banyak hukum-hukum Allah yang dilanggar bahkan dilecehkan dan ditentang oleh
manusia hari ini dengan berbagai macam bentuknya, apalagi oleh kaum
“liberaralisme”. Ketika itu tampak didepan mata kita kemudian hati kita tidak
terusik sama sekali, maka berhati-hatilah karena ini adalah pertanda iman kita
lemah, atau bahkan tidak ada lagi. Na’udzui
billah
-
Ini terjadi karena api cemburu (ghirah) dalam
hatinya telah padam.
-
Ia tidak dapat beramar ma’ruf nahi mungkar
-
Wajahnya tidak menunjukan kemarahan demi Allah
dan Rasul-Nya
-
Ia hanya marah kalau pribadi atau golongannya
yang diusik.
Hati yang
lemah ini dilukuiskan oleh Rasulullah dalam hadits shahih:
“Fitnah itu akan dipampangkan pada hati-hati
manusia, sedikit demi sedikit, bagaikan tikar (yang dianyam) helai demi helai,
dan hati siapapun yang dirasuki oleh fitnah itu maka ia akan meninggalkan satu
titik hitam. Dan hati mana saja yang mengingkarinya maka akan ditulis satu
noktah putih, hingga menjadi dua hati; hati putih (yang kokoh dan licin)
seperti batu halus tidak tertempeli fitnah maka tidak ada fitnah yang
membahayakannya selagi ada langit dan bumi. Dan yang lain hitam (kelam)
bagaikan bejana yang terbalik, tidak lagi mengenal yang ma’ruf (baik) dan tidak
mengingkari yang mungkar kecuali apa yang sesuai dengan nafsunya.” (HR
Muslim, 325)
6. Memiliki sifat bakhil (kikir)
Salah
satu tanda lemah iman adalah memiliki sifat bakhil (kikir). Karena itu Allah
memuji kaum ansar yang tidak kikir, dengan firmannya:
“… dan mereka (kaum Ansar) mengutamakan
(orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sekalipun mereka dalam kesusahan, dan
siapa yang dipelihara dari kekikirian dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Rasulullah
bersabda:
“Tiadalah berkumpul sifat kikir dan
iman itu dalam hati seorang muslim” (HR Ahmad. 9553)
7.
Tidak
memperhatikan urusan kaum mukminin

Berbeda dengan orang mukmin. Rasululllah
bersabda:
“Sesungghnya
orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain seperti satu bangunan,
sebagaimana menguatkan yang lain” beliau merautkan jari jemarinya” (HR Bukhari: 475)
“Perumpamaan
kaum mukminin dalam hal kecintaan mereka, kasih sayangnya dan perasaan
(solidaritas) mereka itu seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh
merasa sakit, maka anggota tubuh lainnya ikut merasakan, tidak bisa tidur dan demam.”
(HR. Muslim, 6538)
“Sesungguhnya
kedudukan seorang mukmin terhadap orang yang beriman adalah seperti kedudukan
kepala terhadap tubuh. Orang mukmin akan merasakan sakit (penderitaan) untuk
orang-orang mukmin lainnya. Sebagaimana tubuh juga merasakan apa yang dirasakan
oleh kepala.” (HR. Ahmad, 2297; dan Thabrani dari Sahl
ibn Sa’d as-saidi, dikuatkan (dihasankan) oleh Mahir Yasin Fahl dalam tahqiq Jami’ul Ulum Wal-Hikam)
Jadi, orang mukmin itu ikut merasakan
apa yang dirasakan oleh mukmin lainnya, meskipun ditempat yang berbeda.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah,
Demikianlah tujuh tanda-tanda lemah iman dari 22 tanda yang dikumpulkan
oleh yang mulia Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid dalam bukunya: Lemah Iman:
Tanda-tanda, Penyebab dan Solusi.
Semoga kita bisa intropeksi untuk
tidak sampai pada titik nol dari iman kita. Karena itu, hendaknya kita
memperbanyak istighfar dan bertaqarrub kepada Allah, serta membangun iman kita
diatas landasan ilmu yang benar. Semoga Allah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita. amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar